Who Am I ?

Seorang mahasiswa jurusan Sistem Informasi ITS tahun 2011. Itulah diriku. Seorang pelajar yang saat ini memulai dunia perkuliahan di kampus perjuangan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Saya berasal dari Sulawesi Selatan, tepatnya dari Kabupaten Pinrang yang sekaligus menjadi Kota kelahiran saya pada tanggal 8 Oktober 1993. Saya adalah lulusan dari Pondok Pesantren Al-Badar DDI, sebuah Pondok Pesantren yang berada di Kota Parepare. Saya mulai menuntut ilmu di Pondok ini sejak MTs. atau setara dengan SMP. Kemudian saya melanjutkan pendidikan MA (setara SMA) juga disana. Setelah menuntut ilmu disana, akhirnya saya harus melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi yaitu kuliah.

Namun, yang saya ketahui, dunia perkuliahan itu sangatlah berbeda dengan jenjang pendidikan yang telah saya tempuh. Dunia perkuliahan merupakan tempat kita untuk menentukan masa depan kita. Karena saat itu, kita tidak lagi ditempa untuk belajar dan belajar. Tetapi kita sendirilah yang akan menempa diri kita masing-masing. Bisa dibilang, dunia perkuliahan itu adalah dunia ‘bebas’. Segalanya dapat kita lakukan karena segalanya kitalah yang menentukan. Sehingga, untuk menghadapi masaperkuliahan sayapun harus mulai membiasakan diri dan berusaha agar apa yang selama ini saya pegangi dan tekuni tetap bisa saya lakukan. Saya harus mulai mengatur waktu saya agar segala kegiatan dan aktifitas dapat saya lakukan secara teratur dan mulai membatasi diri terhadap hal-hal yang tidak penting untuk dilakukan. Saya mulai melangkah menuju masa depan yang dijembatani oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Awalnya, saya tidak pernah menyangka bisa berkuliah di perguruan tinggi terkenal, apalagi se-Indonesia. Namun, keinginan saya terhadap teknologi sangat besar yang mengharuskan saya mencari jalan untuk bisa berkuliah di perguruan tinggi yang terbaik.
Semuanya berawal ketika kakak kelas saya mengikuti sebuah program beasiswa dari Kemenag RI yang akan membiayai perkuliahan kita selama 4 tahun dalam menempuh S1. Program ini dikhususkan kepada para santri dari Pondok Pesantren se-Indonesia. Mengetahui itu, saya pun mulai bemimpi untuk bisa mendapatkan beasiswa itu. Karena selain ketertarikan saya kepada teknologi, yang membuat saya termotivasi untuk berkuliah adalah untuk membanggakan orang tua saya dengan berkuliah tanpa biaya dari mereka. Karena selama ini mereka telah berusaha menyekolahkan saya dan memberikan saya apa yang saya butuhkan agar saya bisa menjadi anak yang mereka inginkan. Dan untuk membalas setetes perjuangan dari mereka, maka saya harus bisa mencapai target saya ini. Saya pun meminta izin kepada orang tua untuk ikut bimbingan belajar di awal saya duduk di kelas 3 MA. Selain untuk mencapai target, saya juga mengikuti bimbingan ini dalam rangka mempersiapkan diri dalam menghadapi Ujian Nasional (UN) yang menjadi salah satu gerbang bagi saya untuk bisa masuk ke dunia perkuliahan. Dan Alhamdulillah, semua usaha itu tidak sia-sia. Saya bisa mengikuti UN dengan baik dan lulus dengan nilai tertinggi kedua di kelas. Hal ini tentunya sudah menampakkan senyum lebar dari orang tua saya. Tapi, saya belum puas dengan ini. Saya ingin mereka sampai menangis terharu karena bangga memiliki anak seperti saya. Saya pun memberanikan diri untuk mengikuti tes untuk program beasiswa yang diadakan oleh Kemenag. Program beasiswa ini bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi ternama di Indonesia dan salah satunya adalah ITS. Kita diberi kesempatan untuk memilih salah satu perguruan tinggi yang kita inginkan. Kemudian memilih dua jurusan yang kita inginkan sesuai dengan perguruan tinggi yang kita pilih. Dan setelah mempertimbangkan melalui data-data yang ada mengenai probability untuk bisa diterima di perguruan tinggi yang ditawarkan, saya pun memutuskan untuk memilih ITS sebagai perguruan tingginya dan jurusan pilihan saya yang pertama adalah Teknik Informatika dan kedua adalah Sistem Informasi.
Belum puas dengan itu, saya juga mengikuti SNMPTN tertulis dengan pilihan jurusan Teknik Informatika di UIN Alauddin Makassar dan Universitasn Negeri Makassar (UNM). Namun, setelah beberapa hari, pengumuman mengenai santri yang lolos seleksi program beasiswa telah diumumkan melalui website. Awalnya saya tidak yakin akan hal itu, bahkan hampir saya menganggapnya sebagai penipuan belaka di internet. Karena saya juga tidak yakin mengenai apa yang telah saya kerjakan itu bisa membuahkan hasil yang tidak saya sangka-sangka. Namun, pada akhirnya Tuhan telah menuliskan sebuah jalan yang terbaik untuk hidup saya dengan memberikan saya kesempatan untuk berkuliah di kampus perjuangan ini. Alangkah senang dan bahagianya orang tua saya mendengar keberhasilan saya ini. Dan kini senyum mereka terlihat sangat lebar menandakan besarnya perasaan bangga mereka kepada  saya atas apa  yang  telah  saya  raih demi masa depan yang cerah.

0 comments: