Keterpaksaan Berbuah Hidayah

Ini adalah kisah nyata yang dialami oleh seorang pemuda Madinah saat berlibur di Turki. Di awal, dia sudah merencanakan untuk menghabiskan liburan Musim Panasnya selama 3 bulan di Istanbul, Turki. Yang mana dia sudah berniat untuk menghabiskan uangnya untuk liburan tersebut, berfoya-foya, mabuk-mabukan dan sebagainya. Kemudian ketika musim panas tiba, dia bersama seorang temannya memulai liburannya dan berangkat ke Istanbul. Di tengah perjalanan, tak lupa ia mampir ke sebuah diskotik/penjual minuman keras untuk dijadikan bekal mabuk-mabukan nantinya. Sesampainya di Istanbul, dia langsung mencari hotel untuk menginap. Pada saat di hotel, mereka berdua ditanyai oleh penjaga hotel mengenai data dirinya. Salah satu jawaban yang mengejutkan untuk penjaga hotel tersebut adalah karena kedua pemuda ini berasal dari Bumi Madinah, Bumi para Nabi. Akhirnya hal ini disampaikan kepada pemilik hotel. Dengan senang hati, rasa bangga dan penuh rasa hormat ia memberikan kamar VIP khusus untuk kedua pemuda tersebut. Karena merasa sangat terhormat dikunjungi oleh pemuda dari Bumi Madinah. Akhirnya mereka berdua beristirahat di kamar VIP yang telah disediakan. Malam mulai tiba, mereka berdua mulai menghabiskan sepanjang malam dengan bermabuk-mabukan menikmati bir yang telah mereka siapkan. Teman sang pemuda ini sudah sangat mabuk hingga tertidur terlebih dahulu. Lalu pemuda ini mulai berhenti mabuk dan tertidur. Tak terasa, waktu shubuh sudah dekat. Di hotel tersebut, sudah menjadi kebiasaan untuk hotel tersebut untuk membangunkan seluruh penghuninya untuk sholat Shubuh secara berjama'ah di masjid khusus hotel tersebut yang berada di bagian bawah. Sang pemilik hotel kemudian memberitahukan kepada sang imam masjid hotel tersebut akan kehadiran pemuda dari Madinah ini. Masjid tersebut memiliki Imam tetap yang akan mengimami jama'ah tiap waktu sholat. Mengetahui itu, sang imam kemudian menyerahkan posisi imamnya untuk digantikan sebagai imam pada sholat shubuh kali ini. Sang Imam lalu memerintahkan petugas hotel untuk segera membangunkan kedua pemuda tersebut. Sang petugas hotel datang dan mengetuk pintu kamar hotel sang pemuda. "Wahai pemuda, sebentar lagi waktu shubuh. Sang Imam masjid hotel ini telah menyerahkan posisi imamnya untukmu pada sholat shubuh nanti. Kami akan menunggu di masjid hotel" kata pesang petugas hotel. Mendengar kata-kata itu, sang pemuda ini pun terbangun dan merasa tersentak karena disuruh untuk menggantikan posisi imam pada sholat shubuh. Padahal dia itu bukan pemuda yang hebat, dia hanyalah pemuda yang tinggal di Madinah dan ingin berfoya-foya di Turki. Akhirnya dia duduk termenung sementara temannya masih terlelap karena mabuk berat semalam. Hingga adzan dikumandangkan, sang pemuda ini belum terlihat di tengah-tengah jama'ah sholat shubuh waktu itu. Sang imam pun kembali memerintahkan kepada petugas hotel untuk segera membangunkan sang pemuda tersebut. Sang petugas hotel kembali mengetuk dan berkata, "Wahai pemuda, para jama'ah sholat shubuh sudah menunggu. Adzan shubuh telah dikumandangkan. Harap segera ke masjid untuk mengikuti sholat shubuh.". Karena sudah merasa terdesak dan itu sudah permintaan sang imam, TERPAKSA dia memenuhi panggilan itu untuk menjadi imam sholat shubuh. Dia bersama temannya bersiap-siap dan menuju ke masjid segera. Sesampainya di masjid, dia langsung disuruh ke depan untuk menjadi imam. Dimulailah sholat shubuh saat itu dengan Takbir Allahu Akbar. Dianjutkan dengan surah al-fatihah dan salah satu surah pada Juz 30. Karena sebenarnya dia hanya memiliki hafalan yang mungkin hanya sekitar juz 30 itu saja, sehingga cukup untuk dia jadikan bacaan saat menjadi imam. Berbeda dengan teman yang satuya, karena hanya menghafal beberapa surah pendek saja. Di tengah bacaan surah, para jama'ah mulai tersentuh dan terharu dengan bacaan sang pemuda ini. Karena para jama'ah mendengarkan bacaan yang sangat khusyuk dari pemuda ini dengan suara yang sangat penuh penghayatan terhadap surah yang dibaca. Padahal, bacaan Al-Qur'an dari pemuda ini sebenarnya biasa saja. Karena masih ada efek mabuk, maka suaranya juga masih ada serak-serak basahnya, sehingga terdengar sangat menghayati bacaannya. Raka'at kedua pemuda ini kembali membacakan ayat Al-Qur'an. Namun, kali ini para jama'ah sampai menitikkan air mata karena mendengar bacaan dari pemuda ini. Mendengar isak tangis dari para jama'ah, pemuda ini juga ikut menangis. Menangis bukan karena khusyuk, tapi merasa terharu mendengar tangisan jama'ah yang lainnya. Setelah sholat shubuh, para jama'ah langsung menjabat tangan sang pemuda kemudian memuji-muji pemuda ini. Ada yang berkata, "suaramua sangat merdu" dan juga "penghayatanmu terhadap Al-Qur'an sangat tinggi pemuda". Mendengar hal itu, pemuda ini tersadar bahwa ternyata dia bis amenjadi orang yang bermanfaat kepada orang lain bakhan lebih bermanfaat dari yang ia bayangkan. Karena semua berawal dari persepsi orang. Jika kita bisa menjadi orang baik di mata orang, maka kenapa tidak kita menjadi apa yang mereka banyangkan. Namun jika orang-orang menganggap buruk terhadap diri kita, mari kita buktikan bahwa kita tidak seperti apa yang mereka bayangkan. Terkadang, diantara keterpaksaan yang kita lakukan, Allah memberikan hidayah di tengah-tengahnya agar kita tersadar bahwa apa yang kita lakukan itu adalah hal yang benar dan mampu kita lakukan. Dan pada akhirnya kita tersadar bahwa sebenarnya kita bisa melakukan itu semua dengan ikhlas dan merasakan manfaatnya untuk diri kita sendiri :)

0 comments: